KELOMPOK
VI
EKOLOGI
DISUSUN
OLEH:
AYU
WANDIRA
M.CHAIRULLAH
SITI
MUSYAROPAH
MAN
PARUNGPANJANG-BOGOR
v Pengertian
ekologi
Ekologi adalah ilmu yang
mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang
lainnya.Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) danlogos (“ilmu”).Ekologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup
maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.Dalam ekologi, kita
mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas
dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor
abiotik dan biotik. Faktor biotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya,
dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan
tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan
ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan
kesatuan.
Ekologi, biologi dan ilmu
kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang
menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang
menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.
v
Konsep Ekologi
Hubungan
keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil danseimbang (homeostatis). Perubahan terhadap salah satu
komponen akan memengaruhi komponen lainnya. Homeostatis adalah kecenderungan sistem biologi untuk menahan perubahan dan selalu berada dalam
keseimbangan.]
Ekosistem mampu memelihara dan
mengatur diri sendiri seperti halnya komponen penyusunnya yaitu organisme dan populasi.
v Ekologi dalam politik
Ekologi
menimbulkan banyak filsafat yang
amat kuat dan pergerakan politik – termasuk gerakan konservasi, kesehatan, lingkungan,dan ekologi yang kita kenal sekarang. Saat
semuanya digabungkan dengan gerakan perdamaian dan Enam Asas, disebut gerakan
hijau. Umumnya, mengambil kesehatan ekosistem yang pertama pada daftar moral
manusia dan prioritas politik, seperti jalan buat mencapai kesehatan manusia
dan keharmonisan sosial, dan ekonomi yang lebih baik.
Orang yang memiliki
kepercayaan-kepercayaan itu disebut ekolog politik. Beberapa telah mengatur ke
dalam Kelompok Hijau, namun ada benar-benar ekolog politik dalam kebanyakan
partai politik. Sangat sering mereka memakai argumen dari ekologi buat
melanjutkan kebijakan, khususnya kebijakan hutan dan energi. Seringkali argumen-argumen itu bertentangan satu sama
lain, seperti banyak yang dilakukan akademisi juga.
vEkologi dalam ekonomi
·
Lynn Margulis mengatakan bahwa
studi ekonomi bagaimana manusia membuat kehidupan. Studi ekologi bagaimana tiap
binatang lainnya membuat kehidupan.
·
Mike Nickerson mengatakan
bahwa "ekonomi tiga perlima ekologi" sejak ekosistem menciptakan sumber dan membuang sampah, yang mana ekonomi menganggap dilakukan "untuk
bebas".
Ekonomi
ekologi dan teori perkembangan manusia mencoba memisahkan pertanyaan ekonomi dengan lainnya, namun susah. Banyak orang berpikir
ekonomi baru saja menjadi bagian ekologi, dan ekonomi mengabaikannya salah.
"Modal alam" ialah 1 contoh 1 teori yang menggabungkan 2 hal itu.
v
Ekologi dalam kacamata antropologi.
Terkadang
ekologi dibandingkan dengan antropologi, sebab
keduanya menggunakan banyak metode untuk mempelajari satu hal yang kita tak
bisa tinggal tanpa itu. Antropologi ialah tentang bagaimana tubuh dan pikiran
kita dipengaruhi lingkungan kita,
ekologi ialah tentang bagaimana lingkungan kita dipengaruhi tubuh dan pikiran
kita.
Beberapa orang berpikir mereka
hanya seorang ilmuwan, namun paradigma mekanistik bersikeras meletakkan subyek
manusia dalam kontrol objek ekologi — masalah subyek-obyek. Namun dalam psikologi evolusioner atau psikoneuroimunologi misalnya jelas jika
kemampuan manusia dan tantangan ekonomi berkembang bersama. Dengan
baik ditetapkan Antoine de Saint-Exupery: "Bumi mengajarkan kita lebih
banyak tentang diri kita daripada seluruh buku. Karena itu menolak kita.
Manusia menemukan dirinya sendiri saat ia membandingkan dirinya terhadap
hambatan."
v Beberapa Cabang Ilmu dari Ekologi
Karena
sifatnya yang masih sangat luas, maka ekologi mempunyai beberapa cabang ilmu
yang lebih fokus, yaitu:
·
Ekologi Tingkah Laku
·
Ekologi Komunitas dan
Sinekologi
·
Ekologi Fisiologi
·
Ekologi Ekosistem
·
Ekologi Evolusi
·
Ekologi Global
·
Ekologi Manusia
·
Ekologi Populasi
·
Ekologi Akuatik
·
Ekologi Api
·
Ekologi Fungsional
·
Ekologi Polinasi
·
Ekologi Hutan
·
Ekologi Laut
·
Ekologi Laut Tropis
·
Ekologi Pangan dan Gizi
·
Ekologi Hutan Mangrove
·
Ekologi Kesehatan
·
Ekologi Antariksa
·
Ekologi Pedesaan
v Ekologi sebagai dasar pengetahuan
lingkungan.
Ekologi merupakan
salah satu ilmu dasar bagi ilmu
lingkungan. Kata ekologi berasal dari bahasa yunani, yaitu oikos yang berarti
habitat atau tempat tinggal, dan logos yang berarti ilmu atau kajian.
Secara umum ekologi di
artikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara mahluk hidup dengan
lingkungan.
1. Penerapan
ekologi pada
2. Pengetahuan
lingkungan
3. Konservasi
sumber daya alam
4. Pengendalian
erosi
5. Pengendalian
banjir
6. Penghutanan
kembali
7. Restorasi
hewan-hewan liar
8. Pertanian
dan peternakan
9. Pertambangan
10.
Pengolahan limbah
11.
Dinamika kependudukan
v Energi dalam Ekologi
Energi didefenisikan sebagai suatu kesanggupan
untuk melakukan kerja. Untuk mengetahui prilaku energi perlu diketahui
hukum-hukum termodinamika, yaitu:
a. Hukum termodinamika pertama
Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain, tetapi tak pernah bertambah atau berkuran (tak pernah diciptakan baru dan dihancurkan).
Misalnya cahaya, adalah salah satu bentuk energi; untuk itu dia dapat diubah menjadi kerja, panas, atau energi potensial dari makanan.Tergantung pada keadaan, tetapi tak pernah berkurang jumlahnya.
Sebagian dari energi cahaya yang menjadi energi panas dari tanah, menjadi energi kinetik dari pergerakan angin yang dapat melakukan pekerjaan memompa air. Energi tidak hilang dengan menaikkan air, tetapi menjadi energi potensial karena energi laten (tersimpan) dalam air yang menyebabkan air dapat dinaikkan dapat diubah menjadi beberapa tipe energi dengan membiarkan air jatuh kembali ke dalam sumur.
Zat organik yang dihasilkan oleh aktivitas fotosintesis tumbuh-tumbuhan hijau mengandung energi potensial yang akan berubah ke lain bentuk bila zat organik itu dipakai oleh organisme.
Energi potensial dalam bentuk makanan dapat dipergunakan oleh hewan.Sebagian besar dari makanan hewan itu diubah menjadi panas dan hanya sedikit diubah menjadi protoplasma baru. Pada setiap langkah dalam pengalihan energi dari suatu organisme ke yang lain, sebagian dari energi didegradasikan menjadi panas.
b. Hukum termodinamika dua
Tak ada suatu proses pun yang menyangkut transformasi energi akan terjadi secara spontan, kecuali jika disertai degredasi energi dari bentuk yang pekat ke bentuk yang tipis (memencar).
Panas, misalnya dalam bentuk suatu objek yang panas akan segera memencar lebih ke dalam lingkungan yang dingin.
Berbagai bentuk kehidupan selalu diikuti oleh perubahan-perubahan energi.Energi yang disampai ke permukaan bumi sebagai cahaya matahari diimbangi oleh energi yang keluar dari permukaan bumi sebagai radiasi panas.Esensi kehidupan ialah perkembangan dari perubahan-prubahan seperti pertumbuhan penggandaan dan sintesis.
a. Hukum termodinamika pertama
Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain, tetapi tak pernah bertambah atau berkuran (tak pernah diciptakan baru dan dihancurkan).
Misalnya cahaya, adalah salah satu bentuk energi; untuk itu dia dapat diubah menjadi kerja, panas, atau energi potensial dari makanan.Tergantung pada keadaan, tetapi tak pernah berkurang jumlahnya.
Sebagian dari energi cahaya yang menjadi energi panas dari tanah, menjadi energi kinetik dari pergerakan angin yang dapat melakukan pekerjaan memompa air. Energi tidak hilang dengan menaikkan air, tetapi menjadi energi potensial karena energi laten (tersimpan) dalam air yang menyebabkan air dapat dinaikkan dapat diubah menjadi beberapa tipe energi dengan membiarkan air jatuh kembali ke dalam sumur.
Zat organik yang dihasilkan oleh aktivitas fotosintesis tumbuh-tumbuhan hijau mengandung energi potensial yang akan berubah ke lain bentuk bila zat organik itu dipakai oleh organisme.
Energi potensial dalam bentuk makanan dapat dipergunakan oleh hewan.Sebagian besar dari makanan hewan itu diubah menjadi panas dan hanya sedikit diubah menjadi protoplasma baru. Pada setiap langkah dalam pengalihan energi dari suatu organisme ke yang lain, sebagian dari energi didegradasikan menjadi panas.
b. Hukum termodinamika dua
Tak ada suatu proses pun yang menyangkut transformasi energi akan terjadi secara spontan, kecuali jika disertai degredasi energi dari bentuk yang pekat ke bentuk yang tipis (memencar).
Panas, misalnya dalam bentuk suatu objek yang panas akan segera memencar lebih ke dalam lingkungan yang dingin.
Berbagai bentuk kehidupan selalu diikuti oleh perubahan-perubahan energi.Energi yang disampai ke permukaan bumi sebagai cahaya matahari diimbangi oleh energi yang keluar dari permukaan bumi sebagai radiasi panas.Esensi kehidupan ialah perkembangan dari perubahan-prubahan seperti pertumbuhan penggandaan dan sintesis.
v Lingkungan Energi
Pada
lapisan teratas atmosfer besarnya radiasi adalah kurang lebih 2 gcal/cm2/detik.
Jumlah ini akan berkurang apabila melewati atmosfer, paling banyak 67 % (1,34
gcal/cm2/detik) yang dapat mencapai permukaan bumi pada tengah hari di musim
panas.
* Rantai makanan, jaring-jaring makanan dan tingkat tropik
Pemindahan energi makanan dari sumbernya (tumbuhan) melalui serangkaian organisme dengan saling makan memakan, dinamakan rantai makanan. Rantai makanan tersebut tidaklah berjalan sendiri dan terpisah, tetapi berhubungan satu sama lainnya, membentuk jaring-jaring makanan. Pada dasarnya rantai makanan atau jaringan makanan adalah pengalihan energi, yang dimulai dari radiasi matahari yang diubah oleh produser ke dalam bentuk energi kimia dan energi potensial, dan seterusnya ke dalam bentuk-bentuk lainnya.
Odum (1983) membagi rantai makanan dalam 2 tipe dasar, yaitu rantai makanan perumputan, yang mulai dari tumbuhan sebagai dasar herbivora yang merumput (organisme yang memakan tumbuhan hidup) dan terus ke carnivora (organisme pemakan binatang): dan rantai detritus, yang dimulai dari bahan-bahan mati ke mikro-organisme dan kemudian ke mikro-organisme yang makan sisa dari predatornya.
Di dalam komunitas yang kompleks, organisme-organisme yang makanannya diperoleh dari tumbuhan dengan jumlah langkah yang sama dikatakan termasuk ke dalam tingkat tropik yang sama. Jumlah rangkaian/langkah tersebut biasanya 4 sampai 5 langkah.Makin pendek rantai makanan, makin besar energi yang tersedia yang dapat diubah menjadi biomass.
Binatang-binatang dan konsumer lainnya tidaklah semata-mata pasif sebagai pemakan di sepanjang rantai makanan.Mereka sering berusaha untuk memberikan umpan balik yang positif.
* Kualitas Energi
Energi memiliki kualitas maupun kuantitas. Jumlah yang sama dari bentuk-bentuk energi yang berbeda bervariasi besar di dalam potensi kerjanya. Kualitas energi diukur dengan energi yang digunakan di dalam transformasi atau lebih spesifik dengan jumlah dari satu tipe energi yang diperlukan untuk membangun bentuk energi yang lain di dalam rantai transformasi energi seperti rantai makanan atau rantai konversi energi pembangkit tenaga listrik. Apabila kualitas yang dikonversi ke dalam bentuk-bentuk baru menurun, kualitas dari bagian yang dikonversi itu ditingkatkan secara proporsional pada tiap-tiap tahap. Dengan kata lain, apabila kuantitas menurun maka kualitas akan meningkat.
Suatu faktor kualitas dapat didefinisikan sebagai jumlah kalori sinar matahari yang perlu digunakan untuk memproduksi satu kalori dari bentuk kualitas yang lebih tinggi (misalnya makanan atau kayu).Struktur kimia sumber energi menentukan kualitasnya sebagai sumber makanan bagi konsumer.Apakah energi potensial di dalam suatu komponen tersedia bagi konsumer, tergantung pada nilai kualitas sumber sebagai makanan.
o
Macam-macam
ekologi
v Ekologi
Hutan
Ekologi
Hutan adalah Ilmu yangmempelajari hubungan antara mahluk hidupdengan
lingkungan.Hubungan ini sangat eratdan komplek sehingga menyatakan bahwaekologi
adalah biologi lingkungan (Eviromentalbiology).Hutan adalah masyarakat
tumbuh-tumbuhan yang dikuasai pohon-pohon danmempunyai keadaan lingkungan yang
berbeda dengan keadaan diluar hutan.Hubunganantara masyarakat tumbuh-tumbuhan
hutan, margasatwa dan alam lingkungannyabegitu erat sehingga hutan dapat
dipandang sebagai suatu system ekologi atauekosistem.Ekosistem adalah suatu
system didalam alam yang menganung mahlukhidup (organisme) dan lingkungan yang
terdiri dari zat-zat tak hidup yang salingmempengaruhi dan diantara keduanya
terjadi pertukaran zat yang perlu untuk dipertahankan kehidupannya.
Ekologi
hutan adalah cabang ekologi yang khusus mempelajari masyarakat atauekosistem
hutan.Hutan dapat dipelajari dari segi autekologi dan
synekologi.Autekologimempelajari ekologi suatu jenis pohon atau pengaruh
sesuatu faktor lingkunganterhadap hidup atau tumbuhnya satu atau lebih
jenis-jenis pohon.Sifat penyelidikannyamendekati fisiologi
tumbuh-tumbuhan.Synekologi mempelajari hutan sebagaimasyarakat atau ekositem
misalnya penelitian tentang pengaruh keadaan tempattumbuh terhadap komposisi
dan produksi hutan.
v Ekologi
Laut
Ekologi laut merupakan ilmu
yangmempelajari tentang Ekosistem air laut.Ekosistem air laut dibedakan atas
lautan,pantai, estuari, terumbu karang, dan padanglamun. Berikut penjelasan
tentang ekologilaut.Habitat air laut (oceanic) ditandai olehsalinitas yang
tinggi dengan ion Cl
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik,
karenasuhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar
25°C.Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang
panas dibagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut
daerah
termocline.
Di
daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka
daerahpermukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan.Gerakan air
dari pantai ketengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya,
sehinggamemungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung
baik. Habitat laut dapatdibedakan berdasarkan kedalamannya dan
wilayah permukaannya secara horizontal.
Menurut kedalamannya, ekosistem air laut
dibagi sebagai berikut:
Litoral
merupakan daerah yang berbatasan
dengan darat.
Neretik
merupakan daerah yang masih dapat ditembus
cahaya matahari sampaibagian dasar dalamnya ± 300 meter.
Batial
merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara
200-2500 m
Abisal
merupakan daerah yang lebih
jauh dan lebih dalam dari pantai (2.500-10.000m).
Menurut wilayah permukaannya secara
horizontal, berturut-turut dari tepi laut semakinke tengah, laut dibedakan
sebagai berikut :
·
Epipelagik
merupakan daerah antara
permukaan dengan kedalaman air sekitar 200m.
·
Mesopelagik
merupakan daerah dibawah
epipelagik dengan kedalaman 200-1000m. Hewannya misalnya ikan hiu.
·
Batiopelagik
·
merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman
200-2.500 m.Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
·
Abisal pelagik
merupakan
daerah dengan kedalaman mencapai 4.000 m, tidakterdapat tumbuhan tetapi hewan
masih ada. Sinar matahari tidak mampumenembus daerah ini.
·
Hadal pelagik
merupakan bagian laut terdalam
(dasar). Kedalamanlebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut
dan ikan Taut yangdapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di tempat ini
adalah bakteri yangbersimbiosis dengan karang tertentu.Di laut, hewan dan
tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yanghampir sama dengan
tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengancara
banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan
caraosmosis melalui insang.Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang
secaraaktif.
v Ekologi Estuari
Estuari (muara) merupakan
tempatbersatunya sungai dengan laut.Estuarisering dipagari oleh lempengan
lumpurintertidal yang luas atau rawa garam.Salinitas air berubah secara
bertahap mulaidari daerah air tawar ke laut.Salinitas ini juga dipengaruhi
oleh siklus harian denganpasang surut airnya.Nutrien dari sungai memperkaya
estuari.
Komunitas
tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam,ganggang, dan
fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang,kepiting,
dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yangmenjadikan
estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat
airtawar.Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air,
yaituunggas air.
Estuaria adalah suatu perairan semi tertutup yang
terdapat di hilir sungaidan masih berhubungan dengan laut, sehingga
memungkinkan terjadinya percampuranair laut dan air tawar dari sungai atau
drainase yang berasal dari muara sungai, teluk,rawa pasang surut.Bentuk
estuaria bervariasi dan sangat bergantung pada besar kecilnya air
sungai,kisaran pasang surut, dan bentuk garis pantai. Kebanyakan estuaria
didominasi subtratlumpur yang berasal dari endapan yang dibawa oleh air tawar
maupun air laut. Karenapartikel yang mengendap kebanyakan bersifat organik,
subtrat dasar estuaria biasanyakaya akan bahan organik. Bahan organic ini
menjadi cadangan makanan utama bagiorganisme estuaria. Berikut gambar beberapa
contoh estuaria:
Klasifikasi
·
Estuaria berstratifikasi nyata atau baji garam
dicirikan oleh adanya batas yang jelasantara air tawar dan air laut, didapatkan
dilokasi dimana aliran air tawar lebihdominant ketimbang penyusupan air laut.2.
Estuaria bercampur sempurna atau estuaria
homogen vertical
, pengaruh pasangsurut sangat dominant dan
kuat sehingga air bercampur sempurna dan tidakmembentuk stratifikasi.
Estuaria berstratifikasi sebagian (moderat), paling umum
dijumpai.Aliran air tawarseimbang dengan masuknya air laut bersama arus pasang.
Biota estuaria
1.Hewan
Ø Spesies
endemik (seluruh hidupnya tinggal di estuaria) seperti berbagai
macamkerang dan kepiting serta berbagai macam ikan.
Ø Spesies
yang tinggal di estuaria untuk sementara seperti larva, beberapaspesies udang
dan ikan yang setelah dewasa berimigrasi ke laut.
Ø Spesies
ikan yang menggunakan estuaria sebagai jalur imigrasi dari laut kesungai dan
sebaliknya seperti sidat dan ikan salmon.
2.Tumbuhan
v Tumbuhan
Lamun (sea grass)
v Algae
makro (sea weeds) yang tumbuh di dasar perairan.
v Algae
mikro yang hidup sebagai plankton nabati atau hidup melekat pada daunlamun.
Karakteristik
estuaria
§ Keterlindungan:
karena estuaria merupakan perairan semi tertutup sehingga biotaakan terlindung
dari gelombang laut yang memungkinkan tumbuh mengakar didasar estuaria dan memungkinkan
larva kerang-kerangan menetap di dasarperairan.
§ Kedalaman:
relativ dangkal
memungkinkan
cahaya matahari mencapai dasarperairan
tumbuhan
akuatik dapat berkembang di seluruh dasar perairan, karenadangkal memungkinkan
penggelontoran (flushing) dengan lebih baik dan cepatserta menangkal masuknya
predator dari laut terbuka (tidak suka perairandangkal).
§ Salinitas
air: air tawar menurunkan salinitas estuaria dan mendukung biota yangpadat,
aliran yang.
§ Sirkulasi
air: perpaduan antara air tawar dari daratan, pasang surut dan
salinitasmenciptakan suatu system gerakan dan transport air yang bermanfaat
bagi biotayang hidup tersuspensi dalam air, yaitu plangton.
§ Pasang:
energinya merupakan tenaga penggerak yang penting, antara lainmengangkut zat
hara dan plangton serta mengencerkan dan meggelontorkanlimbah.
§ Penyimpanan
dan pendauran zat hara: kemampuan menyimpan energi, daunpohon mangrove dan
lamun serta alga mengkonversi zat hara dan menyimpannyasebagai bahan organik
untuk nantinya dimanfaatkan oleh organisme hewani.
Ekosistem estuaria merupakan
ekosistem yang produktif. Produktivitas hayatinyasetaraf dengan prokduktivitas
hayati hutan hujan tropik dan ekosistem terumbu karang.Produktivitas
hayati estuaria lebih tinggi ketimbang produktivitas hayati perairan lautdan
ketimbang perairan tawar sebab:
1. Estuaria
berperan sebagai penjebak zat hara.Jebakan ini bersifat fisik dan biologis.
Ekosistem estuaria mampu menyuburkan dirisendiri melalui :
v Dipertahankannya
dan cepat di daur ulangnya zat-zat hara oleh hewan-hewanyang hidup di
dasar esutaria seperti bermacam kerang dan cacing.
v Produksi
detritus, yaitu partikel- partikel serasah daun tumbuhan akuatikmakro
(makrofiton akuatik) seperti lamun yang kemudian di makan olehbermacam ikan dan
udang pemakan detritus.
v Pemanfaatan
zat hara yang terpendam jauh dalam dasar lewat aktivitasmikroba (organisme
renik seperti bakteri ), lewat akar tumbuhan yang masuk jauh kedalam dasar
estuary, atau lewat aktivitas hewan penggali liang di dasarestuaria seperti
bermacam cacing.
2. Di
daerah tropik estuaria memperoleh manfaat besar dan kenyataannya
bahwatetumbuhan terdiri dari bermacam tipe yang komposisinya sedemikian rupa
sehingga proses fotosintesis
terjadi sepanjang tahun. Estuaria sering memiliki tigatipe tumbuhan, yaitu tumbuhan
makro (makrofiton) yang hidup di dasar estuaryatau hidup melekat pada daun
lamun dan mikrofiton yang hidup melayang-layangtersusvensi dalam air
(fitoplangton). Proses fotosintesis yang berlangsung sepanjangtahun ini
menjamin bahwa tersedia makanan sepanjang tahun bagi hewan akuatikpemakan
tumbuhan. Dalam hal ini mereka lebih baik, dinamakan hewan akuatikpemakan
detritus, karena yang dimakan bukan daun segar melainkan partikel-partikel
serasah makrofiton yang dinamakan detritus.
3. Aksi
pasang surut (tide) menciptakan suatu ekosistem akuatik yang permukaanairnya
berfluktuasi.Pasang umumnya makin besar amplitudo pasang surut, makin tinggi
pulapotensi produksi estuaria, asalkan arus pasang tidak tidak mengakibatkan
pengikisanberat dari tepi estuaria. Selain itu gerak bolak-balik air berupa
arus pasang yangmengarah ke daratan dan arus surut yang mengarah kelaut bebas,
dapat mengangkutbahan makanan, zat hara, fitoplanton, dan zooplangton.
v Ekologi
Padang Lamun
Lamun umumnya membentuk
padanglamun yang luas di dasar laut yang masihdapat dijangkau oleh cahaya
matahari yang memadai bagi pertumbuhannya. Lamun hidup di perairan dangkal dan
jernih padakedalaman antara 2-12 m, dengan sirkulasiair yang baik. Air yang bersirkulasi
diperlukanuntuk menghantarkan zat-zat hara danoksigen, serta mengangkut hasil
metabolisme lamun ke luar dari daerah padang lamun.Hampir semua tipe substrat
dapat ditumbuhi lamun, mulai dari substrat berlumpursampai berbatu. Namun padang
lamun yang luas lebih sering ditemukan di substratlumpur berpasir yang tebal
antara hutan rawa mangrove dan terumbu karang.Selain ekosistem terumbu
karang, sebagian ekosistem yang sangat eratkaitannya dengan terumbu karang
terdapat ekosistem padang lamun. Biasanyaekosistem ini berada bersebelahan
dengan terumbu karang dan merupakan penyanggaekosistem terumbu karang serta
sebagai tempat asuhan, tempat mencari makan, dantempat pemijahan bagi beberapa
jenis ikan dan biota laut lainnya.Ekosistem padang lamun memiliki kondisi
ekologis yang sangat khusus danberbeda dengan ekosistem mangrove dan terumbu
karang.
Selain ekosistem terumbu
karang, sebagian ekosistem yang sangat eratkaitannya dengan terumbu karang
terdapat ekosistem padang lamun. Biasanyaekosistem ini berada bersebelahan
dengan terumbu karang dan merupakan penyanggaekosistem terumbu karang serta
sebagai tempat asuhan, tempat mencari makan, dantempat pemijahan bagi beberapa
jenis ikan dan biota laut lainnya.
Ekosistem padang lamun memiliki
kondisi ekologis yang sangat khusus danberbeda dengan ekosistem mangrove dan
terumbu karang. Ciri-ciri ekologis padanglamun antara lain adalah :
·
Terdapat di perairan pantai yang landai, di
dataran lumpur/pasir
·
Pada batas terendah daerah pasang surut dekat
hutan bakau atau di dataranterumbu karang
·
Mampu hidup sampai kedalaman 30 meter,
di perairan tenang dan terlindung
·
Sangat tergantung pada cahaya matahari yang
masuk ke perairan
·
Mampu melakukan proses metabolisme secara
optimal jika keseluruhan tubuhnyaterbenam air termasuk daur generatif
·
Mampu hidup di media air asin
·
Mempunyai sistem perakaran yang berkembang
baik.
Karakteristik Ekologi Lamun
Ø Suhu
Beberapa peneliti melaporkan
adanya pengaruh nyata perubahan suhu terhadapkehidupan lamun, antara lain
dapat mempengaruhi metabolisme, penyerapan unsurhara dan kelangsungan hidup
lamun (Brouns dan Hiejs 1986; Marsh et al. 1986; Bulthuis1987). Marsh et
al. (1986) melaporkan bahwa pada kisaran suhu 25-30°C fotosintesisbersih akan meningkat dengan meningkatnya suhu.
Demikian juga respirasi lamunmeningkat dengan meningkatnya suhu, namun dengan
kisaran yang lebih luas yaitu 5-35°C.Pengaruh suhu juga terlihat pada biomassa
Cymodocea nodosa, dimana polafluktuasi biomassa mengikuti pola fluktuasi suhu
(Perez dan Romero 1992). Penelitianyang dilakukan Barber (1985) melaporkan
produktivitas lamun yang tinggi pada suhutinggi, bahkan diantara faktor
lingkungan yang diamati hanya suhu yang mempunyaipengaruh nyata terhadap
produktivitas tersebut. Pada kisaran suhu 10-35°Cproduktivitas lamun meningkat
dengan meningkatnya suhu.
Ø Salinitas
Toleransi lamun terhadap
salinitas bervariasi antar jenis dan umur.Lamun yangtua dapat menoleransi
fluktuasi salinitas yang besar (Zieman, 1986). Ditambahkanbahwa Thalassia
ditemukan hidup dari salinitas 3,5-60 °°/o, namun dengan waktutoleransi yang
singkat. Kisaran optimum untuk pertumbuhan Thalassia dilaporkan darisalinitas
24-35 °°/0.Salinitas juga dapat berpengaruh terhadap biomassa, produktivitas,
kerapatan,lebar daun dan kecepatan pulih lamun. Pada jenis Amphibolis antartica
biomassa,produktivitas dan kecepatan pulih tertinggi ditemukan pada salinitas
42,5 °°/o.Sedangkan kerapatan semakin meningkat dengan meningkatnya salinitas,
namun jumlah cabang dan lebar daun semakin menurun (Walker 1985).Berbeda
dengan hasil penelitian tersebut di atas, Mellors et al. (1993)
danNateekarnchanalarp dan Sudara (1992) yang melakukan penelitian di Thailand
tidakmenemukan adanya pengaruh salinitas yang berarti terhadap faktor-faktor
biotiklamun.
Ø Kekeruhan
Kekeruhan secara tidak langsung dapat mempengaruhi kehidupan lamun
karenadapat menghalangi penetrasi cahaya yang dibutuhkan oleh lamun
untuk berfotosintesismasuk ke dalam air. Kekeruhan dapat disebabkan oleh
adanya partikel-partikeltersuspensi, baik oleh partikel-partikel hidup seperti
plankton maupun partikel-partikelmati seperti bahan-bahan organik, sedimen
dan sebagainya.Erftemeijer (1993) mendapatkan intensitas cahaya pada
perairan yang jernih diPulau Barang Lompo mencapai 400 u,E/m2/dtk pada
kedalaman 15 meter. Sedangkandi Gusung Tallang yang mempunyai perairan keruh
didapatkan intensitas cahayasebesar 200 uJ3/m2/dtk pada kedalaman 1 meter.Pada
perairan pantai yang keruh, maka cahaya merupakan faktor pembataspertumbuhan
dan produksi lamun (Hutomo 1997). Hamid (1996) melaporkan adanyapengaruh nyata
kekeruhan terhadap pertumbuhan panjang dan bobot E. acoroides.
v Piramida ekologi
Piramida ekologi adalah
gambaran susunan antar trofik dapat disusun berdasarkan kepadatan populasi,
berat kering, maupun kemampuan menyimpan energi pada tiap trofik. Struktur
trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan dimakan antar trofik
yang secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau piramid. Piramida ekologi
ini berfungsi untuk menunjukkan gambaran perbandingan antar trofik pada suatu
ekosistem. Pada tingkat pertama ditempati produsen sebagai dasar dari piramida
ekologi, selanjutnya konsumen primer, sekunder, tersier sampai konsumen puncak.
Ketika
organisme autotrof (produsen) dimakan oleh herbivora (konsumen I), maka energi
yang tersimpan dalam produsen (tumbuhan) berpindah ke tubuh konsumen I
(pemakannya) dan konsumen II akan mendapatkan energi dari memakan konsumen I,
dan seterusnya. Setiap tingkatan pada rantai makanan itu disebut taraf trofi.
Ada beberapa tingkatan taraf trofi pada rantai makan sebagai berikut.
• Tingkat taraf trofi 1 : organisme dari
golongan produsen (produsen primer)
• Tingkat taraf trofi 2 : organisme dari
golongan herbivora (konsumen primer)
• Tingkat taraf trofi 3 : organisme dari
golongan karnivora (konsumen sekunder)
• Tingkat taraf trofi 3 : organisme dari
golongan karnivora (konsumen predator)
Di
dalam rantai makanan tersebut, tidak seluruh energi dapat dimanfaatkan, tetapi
hanya sebagian yang mengalami perpindahan dari satu organisme ke organisme
lainnya, karena dalam proses transformasi dari organisme satu ke organisme yang
lain ada sebagian energi yang terlepas dan tidak dapat dimanfaatkan. Misalnya,
tumbuhan hijau sebagai produsen menempati taraf trofi pertama yang hanya
memanfaatkan sekitar 1% dari seluruh energi sinar matahari yang jatuh di
permukaan bumi melalui fotosintesis yang diubah menjadi zat organik.
Jika tumbuhan hijau dimakan organisme lain
(konsumen primer), maka hanya 10% energi yang berasal dari tumbuhan hijau
dimanfaatkan oleh organisme itu untuk pertumbuhannya dan sisanya terdegradasi
dalam bentuk panas terbuang ke atmosfer. Selama keadaan produsen dan
konsumen-konsumen tetap membentuk piramida, maka keseimbangan alam dalam
ekosistem akan terpelihara.
Macam-macam
piramida ekologi
• Piramida jumlah merupakan jumlah organisme
yang berada di dalam suatu daerah (areal) tertentu yang dikelompokkan dan
dihitung berdasarkan taraf trofi.
• Piramida biomassa / berat merupakan
taksiran berat organisme yang mewakili setiap taraf trofi dengan cara tiap-tiap
individu ditimbang dan dicatat jumlahnya dalam suatu ekosistem.
• Piramida energi menggambarkan banyaknya
energi yang tersimpan dalam 6 tahun yang digunakan senyawa organik sebagai
bahan makanan.
§ Konsep Ekologi
Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat
mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan
benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi
dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang
menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang
menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan
ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan
biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan
topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan
tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan
ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan
kesatuan.
Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara
seluruh komponen ekosistem harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan
seimbang (homeostatis). Perubahan terhadap salah satu komponen akan memengaruhi
komponen lainnya. Homeostatis adalah kecenderungan sistem biologi untuk menahan
perubahan dan selalu berada dalam keseimbangan.
Ekosistem mampu memelihara dan mengatur diri
sendiri seperti halnya komponen penyusunnya yaitu organisme dan populasi.
Dengan demikian, ekosistem dapat dianggap suatu cibernetik di alam. Namun
manusia cenderung mengganggu sistem pengendalian alamiah ini.
ekosistem
merupakan kumpulan dari bermacam-macam dari alam tersebut, contoh hewan, tumbuhan,
lingkungan, dan yang terakhir manusia
Secara
harfiyah Ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok
organisme terhadap lingkungannya. Ada juga yang mengatakan bahwa ekologi adalah
suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan, binatang, dan
manusia dengan lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana kehidupannya, dan
mengapa berada di tempat tersebut.
Ekologi
mempunyai perkembangan yang berangsur-angsur. Dari perkembangan itu semakin
terlihat bahwa ekologi mempunyai hubungan dengan hampir ilmu-ilmu lainnya. Guna
memahami ruang lingkup dan sangkut-pautnya ekologi, persoalannya harus
dipandang dalam hubungannya dengan ilmu-ilmu lain. Untuk mengerti hubungan
antara organisme dan lingkungan, semua bidang ilmu yang menerangkan tentang
komponen-komponen makhluk hidup dan lingkungan itu sangat diperlukan. Jika
berbicara mengenai pencemaran hutan, perkembangan penduduk, masalah makanan,
penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena efek dari rumah kaca atau
pemenasan global, ozon berlubang dan lainnya, ini berarti juga harus berbicara
mengenai ilmu kimia, fisika, pertanian, kehutanan, ilmu gizi, klimatologi, dan
lainnya. Boleh dikatakan bahwa semakin hari semakin terasa hubungan ekologi
dengan hampir semua bidang ilmu yang ada. Semakin terasa bahwa semua orang
harus memahami ekologi.
§ Bagian-bagian
Ekologi
Batas
wilayah kerja ekologi sangat luas, oleh sebab itu ada bagian-bagian ekologi
yang mengkhususkan perhatiannya kepada
bagian-bagian tertentu yaitu:
·
Tingkat
organisasi individu-individu dinamakan Autoekologi
·
Tingkat
organisasi populasi dinamakan Demoekologi
·
Tingkat
organisasi bionose (komunitas) dinamakan Synoekologi
·
Tingkat
organisasi ekosistem disebut Ekologi Murni
·
Tingkat
organisasi lingkungan masyarakat dan biosfir dinamakan Man and Bioshere Ecology
Ekologi
murni mencurahkan perhatiannya pada fungsi ekosistem atau proses pengaliran
energi dan materi dalam ekosistem. Bagian ekologi yang mempelajari fungsi dari
ekosistem lazim disebut dengan Produksiekologi. Struktur dari ekosistem
dinamakan Strukturekologi. Selain itu juga ekologi murni mempelajari proses
hubungan timbale balik antara komponen
abiotik dan komponen biotik yang berada dalam ekosistem.
ekologi dalam 2 macam ekologi yaitu:
- Ekologi manusia
- Ekologi sosial
Namun yang akan kita bahas kali ini adalah ekologi manusia.
Ekologi manusia adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal-balik
antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Dalam ekologi manusia dibahas
- Manusia, kebutuhan dan keinginannya.
- Manusia, dan hubungannya dengan organisme lainnya.
Sebagai pengantar, kita terlebih dahulu
memahami bahwa dalam pembahasan ekologi manusia, manusia ditempatkan dalam
konteks prinsip-prinsip ekologi sehingga lebih diutamakan garis-garis besar
evolusi manusia secara umum dengan menentukan keadaan ekologis kita sekarang
dan menduga keadaan ekologis pada waktu yang akan datang. Dalam mempelajari
ekologi manusia, tidak dapat dipisahkan dengan evolusi manusia. Karena evolusi
manusia inilah yang mempengaruhi intraksi manusia dengan lingkunannya. Semakin
tinggi tingkat evolusi manusia, seharusnya semakin tinggi dan semakin baik pula
interaksi dengan lingkungannya, baik biotik maupun abiotik dan demikian pula
sebaliknya.
Banyak media massa saat ini yang memberikan informasi kepada kita
mengenai masalah-masalah yang timbul dalam ekologi manusia saat ini misalkan
kekurangan-kekurangan sumber-sumber mendasar yang dibutuhkan oleh berbagai
industri, kekurangan pangan dan keperluan-keperluan dasar di negara-negara yang
belum berkembang serta distribusi sumber daya yang tidak merata keberbagai
negara.
Sebagai contoh misalnya yaitu pengaruh sumber-sumber daya terhadap
populasi manusia di suatu wilayah. Populasi manusia cenderung terkonstrasi di
daerah-daerah pantai lautan tertentu dengan pelabuhan yang bagus yang
memungkinkan bagi perdagangan industri dan di lembah-lembah dari beberapa
sungai besar. Populasi penduduk yang hidup di daerah tersebut tentu saja
dipengaruhi oleh sumber-sumber daya yang ada pada daerah tersebut.
Sumber daya yang ada di alam dibagi atas 2 yaitu sumber daya yang
habis dipakai dan sumber daya yang tidak habis dipakai dan sumber daya yang
tidak habis dipakai. Sebagaimana diketahui bahwa perkiraan kapasitas dukung
populasi manusia bervariasi sangan luas, tergantung pada apa yang dipercaya
sebagai faktor-faktor pembatas. Sumber daya yang habis dipiakai seperti
misalnya cadangan energi harus dipertanggung jawabkan dimasa mendatang.
Suber-sumber yang tidak habis dipakai seperti misalnya kemampuan bioster untuk
menerima limbah, konsumsi enerti yang toksik, lebih kurang bisa diterima. Tentu
saja dalam pengertian absolut, mineral tidaklah dikonsumsi, tetapi peningkatan
proporsi dari bebapa mineral, seperti helium hilang seterusnya dari bioster.
Jumlah distribusi penduduk di suatu
tempat sangat dipengauhi oleh suplai makanan yang diterima atau dihasilkan
daerah tersebut atau luas daerah yang efisien untuk pertanian yang dimiliki
daerah tersebut, dan tentu saja juga dipengaruhi oleh kemampuan populasi di
daerah tersebut untuk mengolah daerah tersebut sehingga memberikan hasil yang
bermanfaat demi kestabilan populasi itu sendiri.
Selain dipengauhi oleh luas lahan
pertanian, ada tidaknya distribusi populasi penduduk juga sangat dipengauhi
oleh mineral-mineral di daerah tersebut. Manusia menghendaki mineral untuk
tambahan-tambahan makanannya. Beberapa masyarakat industri telah mendukung
peningkatan eksploitasi mineral dimana sumber daya tersebut dipakai sampai
habis. Sehingga wilayah penghasil mineral-mineral seperti Suriname yang terus
menerus mengekspor bouksit, akan mengalami kehabisan suplai mineral.
Ekologi berkepentingan
dalam menyelidiki interaksi organisme dengan lingkungannya. Pengamatan ini
bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip yang terkandung dalam hubungan timbal
balik tersebut.
1. Dalam studi ekologi
digunakan metoda pendekatan secara
menyeluruh pada komponen-komponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Ruang
lingkup ekologi berkisar pada tingkat populasi, komunitas, dan ekosistem .
2. Prinsip-Prinsip Ekologi Pembahasan ekologi
tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya,
yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air,
kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup
yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.
3. Ekologi juga
berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu
populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan.
4. Faktor Biotik
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi,
baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai
produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai
dekomposer. Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang
meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.
v Ruang lingkup ekologi
Ruang lingkup Ekologi
Manusia menurut Hawley (1950): “Human Ecology, like plant and animal ecology,
represents a special application of the general viewpoint to a particular class
of living things. It involves both a recognition of the fundamental unity of
animate nature and an awareness that there is differentiation within that
unity. Man, as we have seen, not only occupies a niche in nature’s web of life,
he also develops among his fellows an elaborate community of relations
comparable in many important respects to the more inclusive biotic community.”
Jadi ruang lingkup Ekologi Manusia menurut Hawley adalah sebagaimana
pernyataannya, “Ekologi Manusia, sebagaimana ekologi tumbuh-tumbuhan dan
manusia, merepresentasikan penerapan khusus dari pandangan umum pada sebuah
kelas khusus dalam sebuah kehidupan. Ini meliputi dua kesadaran kesatuan
mendasar dari lingkungan hidup dan kesadaran bahwa ada perbedaan dalam kesatuan
tersebut. Manusia, sebagaimana kita tahu, tidak hanya bekerja dalam sebuah
tempat jaringan kehidupan, melainkan dia juga mengembangkan di antara
anggota-anggotanya sebuah pengalaman hubungan lingkungan yang sebanding dalam
tanggungjawab pentingnya atas lingkungan hidup yang lebih terbuka.”
Steiner (2002)
menyatakan bahwa ruang lingkup ekologi manusia adalah meliputi: (1) Set of
connected stuff (sekelompok hal yang saling terkait); (2) Integrative traits
(ciri-ciri yang integratif); (3) Scaffolding of place and change (Perancah
tempat dan perubahan).
Kesadaran
Individu dalam Masyarakat
Kesadaran individu
dalam masyarakat mengenai lingkungan hidup dan kelestariannya merupakan hal
yang amat penting dewasa ini di mana pencemaran dan perusakan lingkungan
merupakan hal yang sulit dihindari. Kesadaran masyarakat yang terwujud dalam
berbagai aktifitas lingkungan maupun aktifitas kontrol lainnya adalah hal yang
sangat diperlukan untuk mendukung apa yang dilakukan pemerintah melalui
kebijakan-kebijakan penyelamatan lingkungannya.
Kesadaran terhadap
lingkungan tidak hanya bagaimana menciptakan suatu yang indah atau bersih saja,
akan tetapi ini sudah masuk pada kewajiban manusia untuk menghormati hak-hak
orang lain. Hak orang lain tersebut adalah untuk menikmati dan merasakan
keseimbangan alam secara murni. Sehingga kegiatan-kegiatan yang sifatnya hanya
merusak saja, sebaiknya dihindari dalam perspektif ini. Oleh karena itu,
tindakan suatu kelompok yang hanya ingin menggapai keuntungan pribadi saja
sebaiknya juga harus meletakkan rasa toleransi ini.
Dengan begitu kita
bisa mengatakan bahwa kesadaran masyarakat akan lingkungannya adalah suatu
bentuk dari toleransi ini. Toleransi atau sikap tenggang rasa adalah bagian
dari konsekuensi logis dari kita hidup bersama sebagai makhluk sosial.
Melanggar konsekuensi ini juga berarti melanggar etika berkehidupan bersama.
Seperti dikatakan Plato bahwa manusia adalah makhluk sosial yang perlu
menghargai satu dan lainnya. Demikian juga halnya dengan perspektif lingkungan,
hal yang sama juga berlaku di sini.
Kondisi senyatanya
dari masyarakat kita mengenai kesadaran lingkungan hidup ini nampaknya masih
tercermin seperti apa yang dikatakan P. Joko Subagyo seperti berikut ini, bahwa
ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan:
1. Rasa tepo seliro
yang cukup tinggi, dan tidak terlalu ingin mengganggu.
2. Tidak memikirkan
akibat yang akan terjadi, sepanjang kehidupan saat ini masih berjalan dengan
normal.
3. Kesadaran melapor
(jika ada hal-hal yang tidak berkenan dan dianggap sebagai melawan hukum
lingkungan) nampaknya masih kurang. Hal ini dirasakan akan mengakibatkan
masalah lingkungan semakin panjang.
4. Tanggungjawab mengenai kelestarian alam masih
perlu diperbaiki dan ditingkatkan kembali.
Untuk membahas hal ini, maka dalam bab ini kita
akan membahas pada salah satu jenis perusakan lingkungan, yakni pencemaran
lingkungan –baik udara maupun air– dan sekaligus membahas mengenai cara
menanggulanginya, sebagai bentuk usaha kuratif maupun preventif.
izin copy.
BalasHapusmaterinya bagus buat referensi saya.
BalasHapus