Kamis, 31 Januari 2013

ekologi



KELOMPOK VI

                EKOLOGI   

DISUSUN OLEH:

AYU WANDIRA
M.CHAIRULLAH
SITI MUSYAROPAH

MAN PARUNGPANJANG-BOGOR

v Pengertian ekologi
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya.Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) danlogos (“ilmu”).Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor biotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.



v Konsep Ekologi
                    
Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil danseimbang (homeostatis). Perubahan terhadap salah satu komponen akan memengaruhi komponen lainnya. Homeostatis adalah kecenderungan sistem biologi untuk menahan perubahan dan selalu berada dalam keseimbangan.]
Ekosistem mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya komponen penyusunnya yaitu organisme dan populasi.
v Ekologi dalam politik
Ekologi menimbulkan banyak filsafat yang amat kuat dan pergerakan politik – termasuk gerakan konservasikesehatan, lingkungan,dan ekologi yang kita kenal sekarang. Saat semuanya digabungkan dengan gerakan perdamaian dan Enam Asas, disebut gerakan hijau. Umumnya, mengambil kesehatan ekosistem yang pertama pada daftar moral manusia dan prioritas politik, seperti jalan buat mencapai kesehatan manusia dan keharmonisan sosial, dan ekonomi yang lebih baik.
Orang yang memiliki kepercayaan-kepercayaan itu disebut ekolog politik. Beberapa telah mengatur ke dalam Kelompok Hijau, namun ada benar-benar ekolog politik dalam kebanyakan partai politik. Sangat sering mereka memakai argumen dari ekologi buat melanjutkan kebijakan, khususnya kebijakan hutan dan energi. Seringkali argumen-argumen itu bertentangan satu sama lain, seperti banyak yang dilakukan akademisi juga.


vEkologi dalam ekonomi
Banyak ekolog menghubungkan ekologi dengan ekonomi manusia:
·         Lynn Margulis mengatakan bahwa studi ekonomi bagaimana manusia membuat kehidupan. Studi ekologi bagaimana tiap binatang lainnya membuat kehidupan.
·         Mike Nickerson mengatakan bahwa "ekonomi tiga perlima ekologi" sejak ekosistem menciptakan sumber dan membuang sampah, yang mana ekonomi menganggap dilakukan "untuk bebas".
Ekonomi ekologi dan teori perkembangan manusia mencoba memisahkan pertanyaan ekonomi dengan lainnya, namun susah. Banyak orang berpikir ekonomi baru saja menjadi bagian ekologi, dan ekonomi mengabaikannya salah. "Modal alam" ialah 1 contoh 1 teori yang menggabungkan 2 hal itu.
v Ekologi dalam kacamata antropologi.
Terkadang ekologi dibandingkan dengan antropologi, sebab keduanya menggunakan banyak metode untuk mempelajari satu hal yang kita tak bisa tinggal tanpa itu. Antropologi ialah tentang bagaimana tubuh dan pikiran kita dipengaruhi lingkungan kita, ekologi ialah tentang bagaimana lingkungan kita dipengaruhi tubuh dan pikiran kita.
Beberapa orang berpikir mereka hanya seorang ilmuwan, namun paradigma mekanistik bersikeras meletakkan subyek manusia dalam kontrol objek ekologi — masalah subyek-obyek. Namun dalam psikologi evolusioner atau psikoneuroimunologi misalnya jelas jika kemampuan manusia dan tantangan ekonomi berkembang bersama. Dengan baik ditetapkan Antoine de Saint-Exupery: "Bumi mengajarkan kita lebih banyak tentang diri kita daripada seluruh buku. Karena itu menolak kita. Manusia menemukan dirinya sendiri saat ia membandingkan dirinya terhadap hambatan."
v Beberapa Cabang Ilmu dari Ekologi
Karena sifatnya yang masih sangat luas, maka ekologi mempunyai beberapa cabang ilmu yang lebih fokus, yaitu:
·         Ekologi Tingkah Laku
·         Ekologi Komunitas dan Sinekologi
·         Ekologi Fisiologi
·         Ekologi Ekosistem
·         Ekologi Evolusi
·         Ekologi Global
·         Ekologi Manusia
·         Ekologi Populasi
·         Ekologi Akuatik
·         Ekologi Api
·         Ekologi Fungsional
·         Ekologi Polinasi
·         Ekologi Hutan
·         Ekologi Laut
·         Ekologi Laut Tropis
·         Ekologi Pangan dan Gizi
·         Ekologi Hutan Mangrove
·         Ekologi Kesehatan
·         Ekologi Antariksa
·         Ekologi Pedesaan

v Ekologi sebagai dasar pengetahuan lingkungan.
Ekologi merupakan salah satu ilmu  dasar bagi ilmu lingkungan. Kata ekologi berasal dari bahasa yunani, yaitu oikos yang berarti habitat atau tempat tinggal, dan logos yang berarti ilmu atau kajian.
Secara umum ekologi di artikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara mahluk hidup dengan lingkungan.

1.  Penerapan ekologi pada
2.  Pengetahuan lingkungan
3.  Konservasi sumber daya alam
4.  Pengendalian erosi
5.  Pengendalian banjir
6.  Penghutanan kembali
7.  Restorasi hewan-hewan liar
8.  Pertanian dan peternakan
9.  Pertambangan
10.              Pengolahan limbah
11.              Dinamika kependudukan

v Energi dalam Ekologi


Energi didefenisikan sebagai suatu kesanggupan untuk melakukan kerja. Untuk mengetahui prilaku energi perlu diketahui hukum-hukum termodinamika, yaitu:

a. Hukum termodinamika pertama
Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain, tetapi tak pernah bertambah atau berkuran (tak pernah diciptakan baru dan dihancurkan).
Misalnya cahaya, adalah salah satu bentuk energi; untuk itu dia dapat diubah menjadi kerja, panas, atau energi potensial dari makanan.Tergantung pada keadaan, tetapi tak pernah berkurang jumlahnya.
Sebagian dari energi cahaya yang menjadi energi panas dari tanah, menjadi energi kinetik dari pergerakan angin yang dapat melakukan pekerjaan memompa air. Energi tidak hilang dengan menaikkan air, tetapi menjadi energi potensial karena energi laten (tersimpan) dalam air yang menyebabkan air dapat dinaikkan dapat diubah menjadi beberapa tipe energi dengan membiarkan air jatuh kembali ke dalam sumur.
Zat organik yang dihasilkan oleh aktivitas fotosintesis tumbuh-tumbuhan hijau mengandung energi potensial yang akan berubah ke lain bentuk bila zat organik itu dipakai oleh organisme.
Energi potensial dalam bentuk makanan dapat dipergunakan oleh hewan.Sebagian besar dari makanan hewan itu diubah menjadi panas dan hanya sedikit diubah menjadi protoplasma baru. Pada setiap langkah dalam pengalihan energi dari suatu organisme ke yang lain, sebagian dari energi didegradasikan menjadi panas.

b. Hukum termodinamika dua
Tak ada suatu proses pun yang menyangkut transformasi energi akan terjadi secara spontan, kecuali jika disertai degredasi energi dari bentuk yang pekat ke bentuk yang tipis (memencar).

Panas, misalnya dalam bentuk suatu objek yang panas akan segera memencar lebih ke dalam lingkungan yang dingin.
Berbagai bentuk kehidupan selalu diikuti oleh perubahan-perubahan energi.Energi yang disampai ke permukaan bumi sebagai cahaya matahari diimbangi oleh energi yang keluar dari permukaan bumi sebagai radiasi panas.Esensi kehidupan ialah perkembangan dari perubahan-prubahan seperti pertumbuhan penggandaan dan sintesis. 
v Lingkungan Energi 
Pada lapisan teratas atmosfer besarnya radiasi adalah kurang lebih 2 gcal/cm2/detik. Jumlah ini akan berkurang apabila melewati atmosfer, paling banyak 67 % (1,34 gcal/cm2/detik) yang dapat mencapai permukaan bumi pada tengah hari di musim panas.






* Rantai makanan, jaring-jaring makanan dan tingkat tropik
Pemindahan energi makanan dari sumbernya (tumbuhan) melalui serangkaian organisme dengan saling makan memakan, dinamakan rantai makanan. Rantai makanan tersebut tidaklah berjalan sendiri dan terpisah, tetapi berhubungan satu sama lainnya, membentuk jaring-jaring makanan. Pada dasarnya rantai makanan atau jaringan makanan adalah pengalihan energi, yang dimulai dari radiasi matahari yang diubah oleh produser ke dalam bentuk energi kimia dan energi potensial, dan seterusnya ke dalam bentuk-bentuk lainnya.
Odum (1983) membagi rantai makanan dalam 2 tipe dasar, yaitu rantai makanan perumputan, yang mulai dari tumbuhan sebagai dasar herbivora yang merumput (organisme yang memakan tumbuhan hidup) dan terus ke carnivora (organisme pemakan binatang): dan rantai detritus, yang dimulai dari bahan-bahan mati ke mikro-organisme dan kemudian ke mikro-organisme yang makan sisa dari predatornya.
Di dalam komunitas yang kompleks, organisme-organisme yang makanannya diperoleh dari tumbuhan dengan jumlah langkah yang sama dikatakan termasuk ke dalam tingkat tropik yang sama. Jumlah rangkaian/langkah tersebut biasanya 4 sampai 5 langkah.Makin pendek rantai makanan, makin besar energi yang tersedia yang dapat diubah menjadi biomass.
Binatang-binatang dan konsumer lainnya tidaklah semata-mata pasif sebagai pemakan di sepanjang rantai makanan.Mereka sering berusaha untuk memberikan umpan balik yang positif.

* Kualitas Energi
Energi memiliki kualitas maupun kuantitas. Jumlah yang sama dari bentuk-bentuk energi yang berbeda bervariasi besar di dalam potensi kerjanya. Kualitas energi diukur dengan energi yang digunakan di dalam transformasi atau lebih spesifik dengan jumlah dari satu tipe energi yang diperlukan untuk membangun bentuk energi yang lain di dalam rantai transformasi energi seperti rantai makanan atau rantai konversi energi pembangkit tenaga listrik. Apabila kualitas yang dikonversi ke dalam bentuk-bentuk baru menurun, kualitas dari bagian yang dikonversi itu ditingkatkan secara proporsional pada tiap-tiap tahap. Dengan kata lain, apabila kuantitas menurun maka kualitas akan meningkat.
Suatu faktor kualitas dapat didefinisikan sebagai jumlah kalori sinar matahari yang perlu digunakan untuk memproduksi satu kalori dari bentuk kualitas yang lebih tinggi (misalnya makanan atau kayu).Struktur kimia sumber energi menentukan kualitasnya sebagai sumber makanan bagi konsumer.Apakah energi potensial di dalam suatu komponen tersedia bagi konsumer, tergantung pada nilai kualitas sumber sebagai makanan.
                                                             



o   Macam-macam ekologi
v Ekologi Hutan




Ekologi Hutan adalah Ilmu yangmempelajari hubungan antara mahluk hidupdengan lingkungan.Hubungan ini sangat eratdan komplek sehingga menyatakan bahwaekologi adalah biologi lingkungan (Eviromentalbiology).Hutan adalah masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai pohon-pohon danmempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan diluar hutan.Hubunganantara masyarakat tumbuh-tumbuhan hutan, margasatwa dan alam lingkungannyabegitu erat sehingga hutan dapat dipandang sebagai suatu system ekologi atauekosistem.Ekosistem adalah suatu system didalam alam yang menganung mahlukhidup (organisme) dan lingkungan yang terdiri dari zat-zat tak hidup yang salingmempengaruhi dan diantara keduanya terjadi pertukaran zat yang perlu untuk dipertahankan kehidupannya.
Ekologi hutan adalah cabang ekologi yang khusus mempelajari masyarakat atauekosistem hutan.Hutan dapat dipelajari dari segi autekologi dan synekologi.Autekologimempelajari ekologi suatu jenis pohon atau pengaruh sesuatu faktor lingkunganterhadap hidup atau tumbuhnya satu atau lebih jenis-jenis pohon.Sifat penyelidikannyamendekati fisiologi tumbuh-tumbuhan.Synekologi mempelajari hutan sebagaimasyarakat atau ekositem misalnya penelitian tentang pengaruh keadaan tempattumbuh terhadap komposisi dan produksi hutan.

v Ekologi Laut




Ekologi laut merupakan ilmu yangmempelajari tentang Ekosistem air laut.Ekosistem air laut dibedakan atas lautan,pantai, estuari, terumbu karang, dan padanglamun. Berikut penjelasan tentang ekologilaut.Habitat air laut (oceanic) ditandai olehsalinitas yang tinggi dengan ion Cl
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karenasuhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C.Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas dibagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah
termocline.
 Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerahpermukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan.Gerakan air dari pantai ketengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehinggamemungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik. Habitat laut dapatdibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.


Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut:


*    Litoral
 merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.

*    Neretik
merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampaibagian dasar dalamnya ± 300 meter.
*    Batial
merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m




*    Abisal
merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (2.500-10.000m).
Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut semakinke tengah, laut dibedakan sebagai berikut :
·        Epipelagik 
merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200m.

·        Mesopelagik 
merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000m. Hewannya misalnya ikan hiu.

·        Batiopelagik 
·        merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m.Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.

·        Abisal pelagik 
merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000 m, tidakterdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampumenembus daerah ini.

·        Hadal pelagik 
merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalamanlebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan Taut yangdapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri yangbersimbiosis dengan karang tertentu.Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yanghampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengancara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan caraosmosis melalui insang.Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secaraaktif.

v Ekologi Estuari
Estuari (muara) merupakan tempatbersatunya sungai dengan laut.Estuarisering dipagari oleh lempengan lumpurintertidal yang luas atau rawa garam.Salinitas air berubah secara bertahap mulaidari daerah air tawar ke laut.Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian denganpasang surut airnya.Nutrien dari sungai memperkaya estuari.




Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam,ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang,kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yangmenjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat airtawar.Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaituunggas air.
Estuaria adalah suatu perairan semi tertutup yang terdapat di hilir sungaidan masih berhubungan dengan laut, sehingga memungkinkan terjadinya percampuranair laut dan air tawar dari sungai atau drainase yang berasal dari muara sungai, teluk,rawa pasang surut.Bentuk estuaria bervariasi dan sangat bergantung pada besar kecilnya air sungai,kisaran pasang surut, dan bentuk garis pantai. Kebanyakan estuaria didominasi subtratlumpur yang berasal dari endapan yang dibawa oleh air tawar maupun air laut. Karenapartikel yang mengendap kebanyakan bersifat organik, subtrat dasar estuaria biasanyakaya akan bahan organik. Bahan organic ini menjadi cadangan makanan utama bagiorganisme estuaria. Berikut gambar beberapa contoh estuaria:
Klasifikasi 
·        Estuaria berstratifikasi nyata atau baji garam dicirikan oleh adanya batas yang jelasantara air tawar dan air laut, didapatkan dilokasi dimana aliran air tawar lebihdominant ketimbang penyusupan air laut.2.

Estuaria bercampur sempurna atau estuaria
homogen vertical 
, pengaruh pasangsurut sangat dominant dan kuat sehingga air bercampur sempurna dan tidakmembentuk stratifikasi.




 Estuaria berstratifikasi sebagian (moderat), paling umum dijumpai.Aliran air tawarseimbang dengan masuknya air laut bersama arus pasang.
Biota estuaria
1.Hewan

Ø Spesies endemik (seluruh hidupnya tinggal di estuaria) seperti berbagai macamkerang dan kepiting serta berbagai macam ikan.
Ø Spesies yang tinggal di estuaria untuk sementara seperti larva, beberapaspesies udang dan ikan yang setelah dewasa berimigrasi ke laut.
Ø Spesies ikan yang menggunakan estuaria sebagai jalur imigrasi dari laut kesungai dan sebaliknya seperti sidat dan ikan salmon.

2.Tumbuhan                                                    


v Tumbuhan Lamun (sea grass)
v Algae makro (sea weeds) yang tumbuh di dasar perairan.
v Algae mikro yang hidup sebagai plankton nabati atau hidup melekat pada daunlamun.
Karakteristik estuaria
§  Keterlindungan: karena estuaria merupakan perairan semi tertutup sehingga biotaakan terlindung dari gelombang laut yang memungkinkan tumbuh mengakar didasar estuaria dan memungkinkan larva kerang-kerangan menetap di dasarperairan.
§  Kedalaman: relativ dangkal
memungkinkan cahaya matahari mencapai dasarperairan
tumbuhan akuatik dapat berkembang di seluruh dasar perairan, karenadangkal memungkinkan penggelontoran (flushing) dengan lebih baik dan cepatserta menangkal masuknya predator dari laut terbuka (tidak suka perairandangkal).
§  Salinitas air: air tawar menurunkan salinitas estuaria dan mendukung biota yangpadat, aliran yang.

§  Sirkulasi air: perpaduan antara air tawar dari daratan, pasang surut dan salinitasmenciptakan suatu system gerakan dan transport air yang bermanfaat bagi biotayang hidup tersuspensi dalam air, yaitu plangton.
§  Pasang: energinya merupakan tenaga penggerak yang penting, antara lainmengangkut zat hara dan plangton serta mengencerkan dan meggelontorkanlimbah.
§  Penyimpanan dan pendauran zat hara: kemampuan menyimpan energi, daunpohon mangrove dan lamun serta alga mengkonversi zat hara dan menyimpannyasebagai bahan organik untuk nantinya dimanfaatkan oleh organisme hewani.
Ekosistem estuaria merupakan ekosistem yang produktif. Produktivitas hayatinyasetaraf dengan prokduktivitas hayati hutan hujan tropik dan ekosistem terumbu karang.Produktivitas hayati estuaria lebih tinggi ketimbang produktivitas hayati perairan lautdan ketimbang perairan tawar sebab:
1.  Estuaria berperan sebagai penjebak zat hara.Jebakan ini bersifat fisik dan biologis. Ekosistem estuaria mampu menyuburkan dirisendiri melalui :

v Dipertahankannya dan cepat di daur ulangnya zat-zat hara oleh hewan-hewanyang hidup di dasar esutaria seperti bermacam kerang dan cacing.

v Produksi detritus, yaitu partikel- partikel serasah daun tumbuhan akuatikmakro (makrofiton akuatik) seperti lamun yang kemudian di makan olehbermacam ikan dan udang pemakan detritus.

v Pemanfaatan zat hara yang terpendam jauh dalam dasar lewat aktivitasmikroba (organisme renik seperti bakteri ), lewat akar tumbuhan yang masuk jauh kedalam dasar estuary, atau lewat aktivitas hewan penggali liang di dasarestuaria seperti bermacam cacing.

2.  Di daerah tropik estuaria memperoleh manfaat besar dan kenyataannya bahwatetumbuhan terdiri dari bermacam tipe yang komposisinya sedemikian rupa

sehingga proses fotosintesis terjadi sepanjang tahun. Estuaria sering memiliki tigatipe tumbuhan, yaitu tumbuhan makro (makrofiton) yang hidup di dasar estuaryatau hidup melekat pada daun lamun dan mikrofiton yang hidup melayang-layangtersusvensi dalam air (fitoplangton). Proses fotosintesis yang berlangsung sepanjangtahun ini menjamin bahwa tersedia makanan sepanjang tahun bagi hewan akuatikpemakan tumbuhan. Dalam hal ini mereka lebih baik, dinamakan hewan akuatikpemakan detritus, karena yang dimakan bukan daun segar melainkan partikel-partikel serasah makrofiton yang dinamakan detritus.
3.  Aksi pasang surut (tide) menciptakan suatu ekosistem akuatik yang permukaanairnya berfluktuasi.Pasang umumnya makin besar amplitudo pasang surut, makin tinggi pulapotensi produksi estuaria, asalkan arus pasang tidak tidak mengakibatkan pengikisanberat dari tepi estuaria. Selain itu gerak bolak-balik air berupa arus pasang yangmengarah ke daratan dan arus surut yang mengarah kelaut bebas, dapat mengangkutbahan makanan, zat hara, fitoplanton, dan zooplangton.


v Ekologi Padang Lamun



Lamun umumnya membentuk padanglamun yang luas di dasar laut yang masihdapat dijangkau oleh cahaya matahari yang memadai bagi pertumbuhannya. Lamun hidup di perairan dangkal dan jernih padakedalaman antara 2-12 m, dengan sirkulasiair yang baik. Air yang bersirkulasi diperlukanuntuk menghantarkan zat-zat hara danoksigen, serta mengangkut hasil metabolisme lamun ke luar dari daerah padang lamun.Hampir semua tipe substrat dapat ditumbuhi lamun, mulai dari substrat berlumpursampai berbatu. Namun padang lamun yang luas lebih sering ditemukan di substratlumpur berpasir yang tebal antara hutan rawa mangrove dan terumbu karang.Selain ekosistem terumbu karang, sebagian ekosistem yang sangat eratkaitannya dengan terumbu karang terdapat ekosistem padang lamun. Biasanyaekosistem ini berada bersebelahan dengan terumbu karang dan merupakan penyanggaekosistem terumbu karang serta sebagai tempat asuhan, tempat mencari makan, dantempat pemijahan bagi beberapa jenis ikan dan biota laut lainnya.Ekosistem padang lamun memiliki kondisi ekologis yang sangat khusus danberbeda dengan ekosistem mangrove dan terumbu karang.
Selain ekosistem terumbu karang, sebagian ekosistem yang sangat eratkaitannya dengan terumbu karang terdapat ekosistem padang lamun. Biasanyaekosistem ini berada bersebelahan dengan terumbu karang dan merupakan penyanggaekosistem terumbu karang serta sebagai tempat asuhan, tempat mencari makan, dantempat pemijahan bagi beberapa jenis ikan dan biota laut lainnya.
Ekosistem padang lamun memiliki kondisi ekologis yang sangat khusus danberbeda dengan ekosistem mangrove dan terumbu karang. Ciri-ciri ekologis padanglamun antara lain adalah :
·        Terdapat di perairan pantai yang landai, di dataran lumpur/pasir
·        Pada batas terendah daerah pasang surut dekat hutan bakau atau di dataranterumbu karang
·        Mampu hidup sampai kedalaman 30 meter, di perairan tenang dan terlindung
·        Sangat tergantung pada cahaya matahari yang masuk ke perairan
·        Mampu melakukan proses metabolisme secara optimal jika keseluruhan tubuhnyaterbenam air termasuk daur generatif 
·        Mampu hidup di media air asin
·        Mempunyai sistem perakaran yang berkembang baik.
Karakteristik Ekologi Lamun
Ø Suhu
Beberapa peneliti melaporkan adanya pengaruh nyata perubahan suhu terhadapkehidupan lamun, antara lain dapat mempengaruhi metabolisme, penyerapan unsurhara dan kelangsungan hidup lamun (Brouns dan Hiejs 1986; Marsh et al. 1986; Bulthuis1987). Marsh et al. (1986) melaporkan bahwa pada kisaran suhu 25-30°C fotosintesisbersih akan meningkat dengan meningkatnya suhu. Demikian juga respirasi lamunmeningkat dengan meningkatnya suhu, namun dengan kisaran yang lebih luas yaitu 5-35°C.Pengaruh suhu juga terlihat pada biomassa Cymodocea nodosa, dimana polafluktuasi biomassa mengikuti pola fluktuasi suhu (Perez dan Romero 1992). Penelitianyang dilakukan Barber (1985) melaporkan produktivitas lamun yang tinggi pada suhutinggi, bahkan diantara faktor lingkungan yang diamati hanya suhu yang mempunyaipengaruh nyata terhadap produktivitas tersebut. Pada kisaran suhu 10-35°Cproduktivitas lamun meningkat dengan meningkatnya suhu.
Ø Salinitas
Toleransi lamun terhadap salinitas bervariasi antar jenis dan umur.Lamun yangtua dapat menoleransi fluktuasi salinitas yang besar (Zieman, 1986). Ditambahkanbahwa Thalassia ditemukan hidup dari salinitas 3,5-60 °°/o, namun dengan waktutoleransi yang singkat. Kisaran optimum untuk pertumbuhan Thalassia dilaporkan darisalinitas 24-35 °°/0.Salinitas juga dapat berpengaruh terhadap biomassa, produktivitas, kerapatan,lebar daun dan kecepatan pulih lamun. Pada jenis Amphibolis antartica biomassa,produktivitas dan kecepatan pulih tertinggi ditemukan pada salinitas 42,5 °°/o.Sedangkan kerapatan semakin meningkat dengan meningkatnya salinitas, namun jumlah cabang dan lebar daun semakin menurun (Walker 1985).Berbeda dengan hasil penelitian tersebut di atas, Mellors et al. (1993) danNateekarnchanalarp dan Sudara (1992) yang melakukan penelitian di Thailand tidakmenemukan adanya pengaruh salinitas yang berarti terhadap faktor-faktor biotiklamun.
Ø Kekeruhan
Kekeruhan secara tidak langsung dapat mempengaruhi kehidupan lamun karenadapat menghalangi penetrasi cahaya yang dibutuhkan oleh lamun untuk berfotosintesismasuk ke dalam air. Kekeruhan dapat disebabkan oleh adanya partikel-partikeltersuspensi, baik oleh partikel-partikel hidup seperti plankton maupun partikel-partikelmati seperti bahan-bahan organik, sedimen dan sebagainya.Erftemeijer (1993) mendapatkan intensitas cahaya pada perairan yang jernih diPulau Barang Lompo mencapai 400 u,E/m2/dtk pada kedalaman 15 meter. Sedangkandi Gusung Tallang yang mempunyai perairan keruh didapatkan intensitas cahayasebesar 200 uJ3/m2/dtk pada kedalaman 1 meter.Pada perairan pantai yang keruh, maka cahaya merupakan faktor pembataspertumbuhan dan produksi lamun (Hutomo 1997). Hamid (1996) melaporkan adanyapengaruh nyata kekeruhan terhadap pertumbuhan panjang dan bobot E. acoroides.


v Piramida ekologi
Piramida ekologi adalah gambaran susunan antar trofik dapat disusun berdasarkan kepadatan populasi, berat kering, maupun kemampuan menyimpan energi pada tiap trofik. Struktur trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan dimakan antar trofik yang secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau piramid. Piramida ekologi ini berfungsi untuk menunjukkan gambaran perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem. Pada tingkat pertama ditempati produsen sebagai dasar dari piramida ekologi, selanjutnya konsumen primer, sekunder, tersier sampai konsumen puncak.
Ketika organisme autotrof (produsen) dimakan oleh herbivora (konsumen I), maka energi yang tersimpan dalam produsen (tumbuhan) berpindah ke tubuh konsumen I (pemakannya) dan konsumen II akan mendapatkan energi dari memakan konsumen I, dan seterusnya. Setiap tingkatan pada rantai makanan itu disebut taraf trofi. Ada beberapa tingkatan taraf trofi pada rantai makan sebagai berikut.
•      Tingkat taraf trofi 1 : organisme dari golongan produsen (produsen primer)
•      Tingkat taraf trofi 2 : organisme dari golongan herbivora (konsumen primer)
•      Tingkat taraf trofi 3 : organisme dari golongan karnivora (konsumen sekunder)
•      Tingkat taraf trofi 3 : organisme dari golongan karnivora (konsumen predator)
Di dalam rantai makanan tersebut, tidak seluruh energi dapat dimanfaatkan, tetapi hanya sebagian yang mengalami perpindahan dari satu organisme ke organisme lainnya, karena dalam proses transformasi dari organisme satu ke organisme yang lain ada sebagian energi yang terlepas dan tidak dapat dimanfaatkan. Misalnya, tumbuhan hijau sebagai produsen menempati taraf trofi pertama yang hanya memanfaatkan sekitar 1% dari seluruh energi sinar matahari yang jatuh di permukaan bumi melalui fotosintesis yang diubah menjadi zat organik.
Jika tumbuhan hijau dimakan organisme lain (konsumen primer), maka hanya 10% energi yang berasal dari tumbuhan hijau dimanfaatkan oleh organisme itu untuk pertumbuhannya dan sisanya terdegradasi dalam bentuk panas terbuang ke atmosfer. Selama keadaan produsen dan konsumen-konsumen tetap membentuk piramida, maka keseimbangan alam dalam ekosistem akan terpelihara.
Macam-macam piramida ekologi
•      Piramida jumlah merupakan jumlah organisme yang berada di dalam suatu daerah (areal) tertentu yang dikelompokkan dan dihitung berdasarkan taraf trofi.
•      Piramida biomassa / berat merupakan taksiran berat organisme yang mewakili setiap taraf trofi dengan cara tiap-tiap individu ditimbang dan dicatat jumlahnya dalam suatu ekosistem.
•      Piramida energi menggambarkan banyaknya energi yang tersimpan dalam 6 tahun yang digunakan senyawa organik sebagai bahan makanan.
§  Konsep Ekologi
Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis). Perubahan terhadap salah satu komponen akan memengaruhi komponen lainnya. Homeostatis adalah kecenderungan sistem biologi untuk menahan perubahan dan selalu berada dalam keseimbangan.
Ekosistem mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya komponen penyusunnya yaitu organisme dan populasi. Dengan demikian, ekosistem dapat dianggap suatu cibernetik di alam. Namun manusia cenderung mengganggu sistem pengendalian alamiah ini.
ekosistem merupakan kumpulan dari bermacam-macam dari alam tersebut, contoh hewan, tumbuhan, lingkungan, dan yang terakhir manusia
Secara harfiyah Ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya. Ada juga yang mengatakan bahwa ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan, binatang, dan manusia dengan lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana kehidupannya, dan mengapa berada di tempat tersebut.
Ekologi mempunyai perkembangan yang berangsur-angsur. Dari perkembangan itu semakin terlihat bahwa ekologi mempunyai hubungan dengan hampir ilmu-ilmu lainnya. Guna memahami ruang lingkup dan sangkut-pautnya ekologi, persoalannya harus dipandang dalam hubungannya dengan ilmu-ilmu lain. Untuk mengerti hubungan antara organisme dan lingkungan, semua bidang ilmu yang menerangkan tentang komponen-komponen makhluk hidup dan lingkungan itu sangat diperlukan. Jika berbicara mengenai pencemaran hutan, perkembangan penduduk, masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena efek dari rumah kaca atau pemenasan global, ozon berlubang dan lainnya, ini berarti juga harus berbicara mengenai ilmu kimia, fisika, pertanian, kehutanan, ilmu gizi, klimatologi, dan lainnya. Boleh dikatakan bahwa semakin hari semakin terasa hubungan ekologi dengan hampir semua bidang ilmu yang ada. Semakin terasa bahwa semua orang harus memahami ekologi.
§  Bagian-bagian Ekologi
Batas wilayah kerja ekologi sangat luas, oleh sebab itu ada bagian-bagian ekologi yang  mengkhususkan perhatiannya kepada bagian-bagian tertentu yaitu:
·        Tingkat organisasi individu-individu dinamakan Autoekologi
·        Tingkat organisasi populasi dinamakan Demoekologi
·        Tingkat organisasi bionose (komunitas) dinamakan Synoekologi
·        Tingkat organisasi ekosistem disebut Ekologi Murni
·        Tingkat organisasi lingkungan masyarakat dan biosfir dinamakan Man and Bioshere Ecology
Ekologi murni mencurahkan perhatiannya pada fungsi ekosistem atau proses pengaliran energi dan materi dalam ekosistem. Bagian ekologi yang mempelajari fungsi dari ekosistem lazim disebut dengan Produksiekologi. Struktur dari ekosistem dinamakan Strukturekologi. Selain itu juga ekologi murni mempelajari proses hubungan timbale  balik antara komponen abiotik dan komponen biotik yang berada dalam ekosistem.
ekologi dalam 2 macam ekologi yaitu:
- Ekologi manusia
- Ekologi sosial
Namun yang akan kita bahas kali ini adalah ekologi manusia.
Ekologi manusia adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal-balik antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Dalam ekologi manusia dibahas
- Manusia, kebutuhan dan keinginannya.
- Manusia, dan hubungannya dengan organisme lainnya.


Sebagai pengantar, kita terlebih dahulu memahami bahwa dalam pembahasan ekologi manusia, manusia ditempatkan dalam konteks prinsip-prinsip ekologi sehingga lebih diutamakan garis-garis besar evolusi manusia secara umum dengan menentukan keadaan ekologis kita sekarang dan menduga keadaan ekologis pada waktu yang akan datang. Dalam mempelajari ekologi manusia, tidak dapat dipisahkan dengan evolusi manusia. Karena evolusi manusia inilah yang mempengaruhi intraksi manusia dengan lingkunannya. Semakin tinggi tingkat evolusi manusia, seharusnya semakin tinggi dan semakin baik pula interaksi dengan lingkungannya, baik biotik maupun abiotik dan demikian pula sebaliknya.
Banyak media massa saat ini yang memberikan informasi kepada kita mengenai masalah-masalah yang timbul dalam ekologi manusia saat ini misalkan kekurangan-kekurangan sumber-sumber mendasar yang dibutuhkan oleh berbagai industri, kekurangan pangan dan keperluan-keperluan dasar di negara-negara yang belum berkembang serta distribusi sumber daya yang tidak merata keberbagai negara.
Sebagai contoh misalnya yaitu pengaruh sumber-sumber daya terhadap populasi manusia di suatu wilayah. Populasi manusia cenderung terkonstrasi di daerah-daerah pantai lautan tertentu dengan pelabuhan yang bagus yang memungkinkan bagi perdagangan industri dan di lembah-lembah dari beberapa sungai besar. Populasi penduduk yang hidup di daerah tersebut tentu saja dipengaruhi oleh sumber-sumber daya yang ada pada daerah tersebut.
Sumber daya yang ada di alam dibagi atas 2 yaitu sumber daya yang habis dipakai dan sumber daya yang tidak habis dipakai dan sumber daya yang tidak habis dipakai. Sebagaimana diketahui bahwa perkiraan kapasitas dukung populasi manusia bervariasi sangan luas, tergantung pada apa yang dipercaya sebagai faktor-faktor pembatas. Sumber daya yang habis dipiakai seperti misalnya cadangan energi harus dipertanggung jawabkan dimasa mendatang. Suber-sumber yang tidak habis dipakai seperti misalnya kemampuan bioster untuk menerima limbah, konsumsi enerti yang toksik, lebih kurang bisa diterima. Tentu saja dalam pengertian absolut, mineral tidaklah dikonsumsi, tetapi peningkatan proporsi dari bebapa mineral, seperti helium hilang seterusnya dari bioster.
Jumlah distribusi penduduk di suatu tempat sangat dipengauhi oleh suplai makanan yang diterima atau dihasilkan daerah tersebut atau luas daerah yang efisien untuk pertanian yang dimiliki daerah tersebut, dan tentu saja juga dipengaruhi oleh kemampuan populasi di daerah tersebut untuk mengolah daerah tersebut sehingga memberikan hasil yang bermanfaat demi kestabilan populasi itu sendiri.
Selain dipengauhi oleh luas lahan pertanian, ada tidaknya distribusi populasi penduduk juga sangat dipengauhi oleh mineral-mineral di daerah tersebut. Manusia menghendaki mineral untuk tambahan-tambahan makanannya. Beberapa masyarakat industri telah mendukung peningkatan eksploitasi mineral dimana sumber daya tersebut dipakai sampai habis. Sehingga wilayah penghasil mineral-mineral seperti Suriname yang terus menerus mengekspor bouksit, akan mengalami kehabisan suplai mineral.
Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki interaksi organisme dengan lingkungannya. Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip yang terkandung dalam hubungan timbal balik tersebut.
1. Dalam studi ekologi digunakan metoda pendekatan   secara menyeluruh pada komponen-komponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat populasi, komunitas, dan ekosistem .
2.  Prinsip-Prinsip Ekologi Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.
3. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
4. Faktor Biotik Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.

v Ruang lingkup ekologi
Ruang lingkup Ekologi Manusia menurut Hawley (1950): “Human Ecology, like plant and animal ecology, represents a special application of the general viewpoint to a particular class of living things. It involves both a recognition of the fundamental unity of animate nature and an awareness that there is differentiation within that unity. Man, as we have seen, not only occupies a niche in nature’s web of life, he also develops among his fellows an elaborate community of relations comparable in many important respects to the more inclusive biotic community.” Jadi ruang lingkup Ekologi Manusia menurut Hawley adalah sebagaimana pernyataannya, “Ekologi Manusia, sebagaimana ekologi tumbuh-tumbuhan dan manusia, merepresentasikan penerapan khusus dari pandangan umum pada sebuah kelas khusus dalam sebuah kehidupan. Ini meliputi dua kesadaran kesatuan mendasar dari lingkungan hidup dan kesadaran bahwa ada perbedaan dalam kesatuan tersebut. Manusia, sebagaimana kita tahu, tidak hanya bekerja dalam sebuah tempat jaringan kehidupan, melainkan dia juga mengembangkan di antara anggota-anggotanya sebuah pengalaman hubungan lingkungan yang sebanding dalam tanggungjawab pentingnya atas lingkungan hidup yang lebih terbuka.”
Steiner (2002) menyatakan bahwa ruang lingkup ekologi manusia adalah meliputi: (1) Set of connected stuff (sekelompok hal yang saling terkait); (2) Integrative traits (ciri-ciri yang integratif); (3) Scaffolding of place and change (Perancah tempat dan perubahan).

Kesadaran Individu dalam Masyarakat
Kesadaran individu dalam masyarakat mengenai lingkungan hidup dan kelestariannya merupakan hal yang amat penting dewasa ini di mana pencemaran dan perusakan lingkungan merupakan hal yang sulit dihindari. Kesadaran masyarakat yang terwujud dalam berbagai aktifitas lingkungan maupun aktifitas kontrol lainnya adalah hal yang sangat diperlukan untuk mendukung apa yang dilakukan pemerintah melalui kebijakan-kebijakan penyelamatan lingkungannya.
Kesadaran terhadap lingkungan tidak hanya bagaimana menciptakan suatu yang indah atau bersih saja, akan tetapi ini sudah masuk pada kewajiban manusia untuk menghormati hak-hak orang lain. Hak orang lain tersebut adalah untuk menikmati dan merasakan keseimbangan alam secara murni. Sehingga kegiatan-kegiatan yang sifatnya hanya merusak saja, sebaiknya dihindari dalam perspektif ini. Oleh karena itu, tindakan suatu kelompok yang hanya ingin menggapai keuntungan pribadi saja sebaiknya juga harus meletakkan rasa toleransi ini.
Dengan begitu kita bisa mengatakan bahwa kesadaran masyarakat akan lingkungannya adalah suatu bentuk dari toleransi ini. Toleransi atau sikap tenggang rasa adalah bagian dari konsekuensi logis dari kita hidup bersama sebagai makhluk sosial. Melanggar konsekuensi ini juga berarti melanggar etika berkehidupan bersama. Seperti dikatakan Plato bahwa manusia adalah makhluk sosial yang perlu menghargai satu dan lainnya. Demikian juga halnya dengan perspektif lingkungan, hal yang sama juga berlaku di sini.
Kondisi senyatanya dari masyarakat kita mengenai kesadaran lingkungan hidup ini nampaknya masih tercermin seperti apa yang dikatakan P. Joko Subagyo seperti berikut ini, bahwa ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan:
1. Rasa tepo seliro yang cukup tinggi, dan tidak terlalu ingin mengganggu.
2. Tidak memikirkan akibat yang akan terjadi, sepanjang kehidupan saat ini masih berjalan dengan normal.
3. Kesadaran melapor (jika ada hal-hal yang tidak berkenan dan dianggap sebagai melawan hukum lingkungan) nampaknya masih kurang. Hal ini dirasakan akan mengakibatkan masalah lingkungan semakin panjang.
4. Tanggungjawab mengenai kelestarian alam masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan kembali.
Untuk membahas hal ini, maka dalam bab ini kita akan membahas pada salah satu jenis perusakan lingkungan, yakni pencemaran lingkungan –baik udara maupun air– dan sekaligus membahas mengenai cara menanggulanginya, sebagai bentuk usaha kuratif maupun preventif.